Langsung ke konten utama

Postingan

Yang Baru dari Hati

Perjalanan Perkenalan Pendewasaan Usia

Hallo.. kamu kenal aku? apa kita pernah berkenalan sebelumnya?          Kalau belum, perkenalkan nama aku Fajri Hadi Prayitno. Aku lahir di Bogor pada tanggal 28 juni di tahun 1998. Aku adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Aku punya seorang kakak yang bernama Destiana Ayu Anggraini dan Zidan Triyano Anggoro yang merupakan adikku. aku dibesarkan oleh kedua orang tuaku. Aku mempunyai ayah dengan nama Suprayitno dan seorang ibu bernama Heryana.         Kehidupanku sangatlah sederhana, aku lahir dan dibesarkan disebuah perumahan di dataran Kota Depok yang tidak begitu mewah tetapi juga tidak terlalu buruk. Suasana lingkungan yang cukup asri dengan tetangga yang ramah dan tidak segan untuk menyapa satu sama lain. Lingkungan yang selalu ramai mengisyaratkan keadaan yang tidak mencekam. Tapi itu yang dirasakan orang banyak, tapi tidak begitu terasa terhadap diriku.           Aku lahir sebagai anak ke dua dengan seorang kakak yang selalu menjadi pusat perhatian dari semua ora
Postingan terbaru

Tahan Rasa - Part VI

°Jumat, 26 juli 2019  Hari ini aku kesiangan, aku langsung bergegas untuk berangkat karena hari ini, jam 07.30 harus sudah sampai disana untuk melaksanakan senam pagi. Tapi ternyata aku datang sebelum jam tersebut. Saat senam, aku baru menyadari, ternyata pekerja wanita disana (yang masih mudah) cukup cantik. Tapi aku tidak peduli itu. Dan selesailah senam pagi, aku merasa segar setelahnya. Kerja pun di mulai, hari ini aku mendapat pekerjaan baru, yaitu mengglasir atau mewarnai keramik. Awalnya susah, tapi lama-kelamaan ternyata cukup mudah walaupun masih kalah jauh dengan pekerja disana. Dan ada satu hal yang cukup mengagetkan. Ternyata ada salah satu pekerja wanita disana (yang masih muda) naksir kepada aku. Awalnya aku tidak sadar kalo dia naksir, tapi aku menyadarinya ketika aku mulai satu meja berdua bersama dia dan banyak yang "ngeledekin" begitu. Akhirnya aku sadar. Tapi di sisi lain aku jadi merasa kasihan pada dia. Dia suka aku yang dia tidak tahu kalau aku s

Tahan Rasa - Part V

°kamis, 25 juli 2019  Pagi ini aku berangkat seperti biasa, ketika hampir sampai ke tempat kerja. Ada angkot di depanku ya jatuh ke jurang. Aku kaget, aku ingin menolongnya tapi aku takut aku difitnah karena hanya motorku dan angkot yang sedang ada disitu. Aku takut aku yang dituduh mencelakai supir angkot itu. Aku akhirnya melewatinya seakan tak tau. Memang diriku pecundang. Ternyata rasa takutku lebih besar dibanding beraniku. Sampai di tempat kerja, aku memulai hariku dengan kembali bekerja seperti biasa. Pak widayanto kembali seperti acuh-tak acuh terhadap aku. Dan aku tidak peduli itu. Sampai waktu istirahat, ternyata aku tidak makan bersama lagi dengan pak widayanto. Dia sudah makan terlebih dahulu. Yasudah kalo itu mau beliau, aku cuma bisa pasrah. Selama bekerja, pikiranku masih dipenuhi ria, aku yang khawatir chat ria untuk mengingatkan ria beberapa hal seperti jangan lupa bawa minum, jangan luma makan dan minum, dan sebagainya. Aku gak apa dia bosan setiap kali aku ch

Tahan Rasa - Part IV

°Rabu, 24 Juli 2019   Hari ini aku berangkat seperti biasa, dengan kemacetan yang seperti biasanya. Rasa takut aku untuk kehilangan ria perlahan memudar seperti sihir. Hari ku terasa seperti tidak terjadi apa-apa, normal. Mungkin masih tersisa sedikit takutku yang membuat aku menjadi mengantuk (?) sedikit pusing (?) sehingga tanpa sadar aku tidak mengucapkan salam pada atasanku. Atasanku menegurku dengan bilang "kamu dikampus gak pernah sapa dosen kamu ya? Kamu jutek banget gak sapa saya". dan itu yang membuat aku berfikir keras hari ini dan sejenak melupakan rasa takutku. Aku ingin meminta maaf, tetapi saat makan siang, pak widayanto tidak ikut makan siang bersama aku seperti biasanya, dia seperti menjauh dari aku. Padahal aku sudah menyiapkan kata-kata untuk minta maaf kepada beliau. Disaat aku kembali bekerja seperti biasa, aku melihat hape aku dan baru tau kalo ria sakit dan tidak bisa kemana-mana. Aku khawatir. Dipikiranku pasti ria sakit gara-gara terlalu banyak p

Tahan Rasa - Part III

°Selasa, 23 juli 2019  Hari ini aku telat mengucapkan pamit untuk berangkat kerja kepada ria karena aku telat baangun juga. Lalu akhirnya aku pamit untuk memulai kerja kepada ria. Ditempat kerja tidak seperti kemarin. Rasaku cukup tenang dan seperti hampir tidak ada beban, walaupun pikiranku masih dipenuhi oleh ria, baik itu senang maupun sedih. Karena aku khawatir akan keadaan mata ria, akhirnya aku chat untuk menenangkan diri aku dan memberi saran yang tepat untuk matanya. Dan aku kembali kerja. Kerjaku tak terasa selesai. Hariku masih memikirkan ria setiap detiknya. Dan aku pun pulang dengan pamit kepada ria terlebih dahulu. Ternyata saat dikirim, sinyal sangat jelek yang akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan perjalan pulangku ke rumah. Sesampainya di rumah, yang aku kira sudah terkirim pesanku, tapi ternyata tidak terkirim. Akhirnya aku kirim saat aku sudah di rumah. Dan kami memulai chat kembali. Ria ternyata masih diperjalaanan pulang saaat kita chatan. Perlahan k

Tahan Rasa - Part II

°Senin, 22 Juli 2019 Pagi ini diperjalanan, pikiranku hanya ada ria saja. Setiap aku memikirkan ria, sakit itu selalu datang tapi juga selalu aku tahan. Kenapa cobaan yang sulit selalu diberikan padaku? tapi saat aku berpikir seperti itu, aku selalu ingat ria yang mungkin cobaannya lebih menyulitkan dari padaku. Kadang itu yang membuat aku bingung dan sedih. Aku takut hari ini tidak fokus seperti hari-hari yang biasanya. Langit pun yang biasanya cerah, kini setengah mendung. Seperti ikut bersedih atas kesedihanku. Selama jam pertama kerja disana, isi kepalaku masih penuh dengan ria. Nafasku terasa sesak. Kepalaku perlahan mulai pusing. Tetapi aku tahan dan beberpa kali sesak dan sakit itu mereda. Pada jam istirahat, setelah makan aku shalat di tempat tinggal yang pinjamkan oleh pak widayanto. Selama disana, baik saat berdoa dan setelah itu pun aku menangis. Tangis yang jarang keluar karena selalu aku tahan, kini seperti sudah tak tertahan lagi. Yang bisa aku lakukan hanya berha

Tahan Rasa - Part I

°Minggu, 21 juli 2019  Hari ini awalnya aku sedikit tenang, walaupun ada rasa sedikit takut dan sakit sebelum ria bertemu dengan dia. Semua terasa sangan begitu meyakinkan di awal. Pertemuan pun dimulai, dan chat yang biasa ramai, menjadi sepi. Saat itu perasaanku mulai hilang tenang. Selalu aku buka HP ku berharap ada kabar dari ria. Sampai pukul 16.40, ria kembali chat aku. Hanya dibuka dengan "Fajri" dan seketika rasaku tau apa yang akan terjadi. Ketenanganku jika diibaratkan air, hanya tinggal setetes. Ditambah disaat ria chat dengang kalimat "Sebelum kita ketemu buat bahas, aku mau minta tolong kamu buat ikhlas apapun nanti yg mau aku omongin". Kupertahankan ketenanganku yang tinggal setetes itu, tapi rasa takut dan sakit aku semakin jadi. Bayangan-bayangan yang buruk dipikiran aku mulai menjadi-jadi. Rasanya seperti aku diberitahukan kalo besok akan kiamat. Aku takut kehilangan ria. Disaat yang sama, nenek aku sedang sakit dan dirawat dirumah sakit. Pi